Indonesia adalah Negara yang sangat kaya dengan sumber daya
alam melimpah, beraneka suku bangsa dan bahasa, pilihan objek wisata yang terus
bertambah, dan juga warisan kuliner yang tak terhitung jumlahnya. Kuliner asli
Indonesia tak kalah lezat dengan masakan Meksiko ala film “Chef” atau masakan
Prancis dan India dalam film “The Hundred-Foot Journey”, rendang sebagai
buktinya. Sebagai makanan terenak di dunia menurut salah satu survey internasional,
memang sudah seharusnya kelezatan rendang diangkat dalam film, seperti dalam film “Tabula
Rasa”.
Kuliner asli Indonesia juga mendapat pengaruh dari Negara-negara lain,
contohnya pengaruh dari Cina sehingga tercipta makanan seperti nasi goreng,
lumpia, dan tahu isi. Tahu isi saat ini bisa ditemui di hampir seluruh
Indonesia, lengkap dengan gerobak khasnya serta ditemani jenis gorengan lain
seperti tempe, pisang goreng, ubi goreng, dan bakwan. Saya suka tahu isi selain
karena rasanya enak, juga karena sensasi memakannya, kulitnya yang renyah
dengan tahu yang lembut dan sayuran berserat di dalamnya (biasanya isinya ada
tauge, kol, dan wortel). Tak seperti gorengan lainnya, tahu isi ini tergolong
makanan berat karena rata-rata sebuah tahu isi ukuran besar mengandung 200--250
kalori. Bandingkan dengan sepiring nasi yang secara rata-rata mengandung 300
kalori atau mie instan (rata-rata 350 kalori). Jadi kalau ingin perut langsing
jangan ngemil tahu isi, pilih kuaci
saja.