Monday, September 1, 2014

Google (Part 2)

Tahukah Anda sumber pendapatan utama Google? Nyaris 99% sumbernya berasal dari iklan yang bernama ‘Google Adwords’. Melalui ‘Google Adwords’ para pengiklan bisa menampilkan situsnya di halaman hasil pencarian Google. Misalnya saat kita mengetik “belanja online barang second” maka hasil pencarian akan mengarahkan ke situs seperti ‘Toko Bagus’ atau ‘Berniaga’ di urutan teratas, bukan ke situs seperti ‘Bang Jali Punya Loakan’. Inilah fungsi ‘Google Adwords’ dimana pengiklan membayar sejumlah uang untuk suatu kata kunci dan akan menampilkan situsnya sebagai jawaban dari hasil pencarian yang sesuai dengan kata kunci.


Proses bisnis yang sederhana, tapi kejeniusan pendiri Google membuat hal yang sederhana itu menjadi sumber pendapatan yang luar biasa. Kelebihan utama mesin pencari Google adalah hasil pencarian yang sangat relevan dengan kata kunci yang dimasukkan. Saking relevannya, orang seringkali hanya melihat hasil pencarian di halaman 1 Google, jika hasilnya tak ada di halaman 1, maka kata kunci yang biasanya diganti. Sampai ada anekdot: Jika mau menyembunyikan barang, taruh saja di halaman 3 Google, niscaya tak ada orang yang melihatnya, hehe..

Dengan besarnya pendapatan Google sekarang dan melimpahnya aset yang dimiliki, bisa dibayangkan CEO Google adalah orang yang sangat sibuk. Saya teringat ketika seorang teman yang berdomisili di Amerika Serikat, sekalinya pulang ke Bali dia ingin bertemu dengan teman-temannya di masa sekolah dulu, teman nongkrongnya. Namun dia sangat kecewa karena setiap yang dihubungi menyatakan sibuk kerja, sibuk mengurus anak, dan lainnya, sampai-sampai dia berkata ‘mereka sibuk bagaikan jadi CEO Google saja!’ Istilahnya ngena banget! Hahaha.. Sampai sekarangpun istilah itu masih melekat di kepala saya.

Extras:
Ini contoh para calon CEO Google di masa datang, selalu sibuk, berkendara di jalan masih sempat untuk membalas pesan singkat (SMS) atau chatting. Saya membayangkan saking pentingnya isi pesan yang diterima sehingga harus dibalas di jalan dan membahayakan jiwa diri dan orang lain, pasti melibatkan perjanjian bisnis jutaan bahkan miliaran rupiah.

No comments:

Post a Comment