Thursday, October 16, 2014

Coba Dibaca




Lihatlah gambar di bawah, ada berapa dari 10 buku tersebut yang pernah Anda baca? Saya beruntung pernah membaca 4 diantaranya, Harry Potter dan Lord Of The Ring my personal favorite, membaca The Alchemist saat iseng, dan The Da Vinci Code karena saat itu sedang booming (sebagai orang Indonesia, menjadi latah sudah menjadi bagian dari budaya, mungkin).

  
Membaca (literatur) boleh dibilang bukanlah kekuatan bangsa ini, kegiatan membaca yang masih diminati oleh sebagian besar anak muda di negeri ini mungkin membaca twit atau chat, yang panjang text atau tulisannya setara dengan dialog Arnold Schwarzenegger di film-film aksinya. Pernah ketika menonton bersama sebuah film asing di TV, seorang teman berkata seperti ini : “Males ah nontonnya, capek mesti baca text segala!” Semoga bukan karena alasan malas membaca itu yang membuat talenta vokal peraih Oscar, Tom Hanks, di film Toy Story atau suara emas komedian Eddie Murphy sebagai Donkey di film Shrek, diganti dengan suara dubber ketika tayang di TV nasional.


Mungkin karena saya dari Bali dan sekarang tinggal di Lombok, jadi sering memperhatikan kebiasaan turis (terutama dari Eropa, Amerika Utara, dan Australia) ketika menunggu sesuatu atau waktu luang, yakni membaca (biasanya novel saku). Baik ketika menunggu keberangkatan di bandara Ngurah Rai, menunggu makanan disajikan di sebuah rumah makan di Gili Meno, atau selama 5 jam perjalanan di laut dari pelabuhan Padang Bai ke Lembar. They read like everywhere! And they read a lot! Di ketiga momen tersebut saya bandingkan dengan apa yang dilakukan kebanyakan orang pribumi (termasuk saya sendiri): berkutat dengan smartphone, menonton TV,  dan tidur (selain di rumah makan tentunya). Turis-turis itu bahkan sudah ada di belahan bumi yang lain dibanding Negara asalnya, tapi mereka tetap membuka jendela dunia melalui membaca.

Pernah dalam satu momen di hidup saya, dalam sehari saya membaca 6 koran sekaligus, yakni ketika menjadi anak magang di Jakarta. Saat itu saya ditempatkan di sebuah seksi yang memang minim pekerjaan bagi kami anak magang, membaca Koran menjadi alternatif untuk menghilangkan bosan (tentu saat itu smartphone belum menjadi barang konsumsi publik, dan akses ke TV kantor terbatas). Sekarang? Bahkan sangat jarang terjadi saya membaca 1 koran dalam 1 bulan! 

Ketika tempo hari saya sempat membaca harian Kompas secara utuh, rasanya seperti nostalgia (agak lebay ini).

Membaca berita aneka kerusuhan dan kekisruhan di Timur Tengah, terutama bagaimana ISIS mendesak pejuang Kurdi di Suriah.
Saya alihkan pandangan ke TV, ada berita kisruh dualisme PPP.
Pejuang Wanita Kurdi
Membaca berita kondisi kekeringan yang melanda di sebagian wilayah di Indonesia, bukan hanya di wilayah timur Indonesia, tapi juga di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Di TV ada polemik makna makan malam Jokowi dengan ARB.

Membaca berita bencana Ebola yang telah merenggut lebih dari 4.000 jiwa di Afrika dan telah terjadi 2 kasus di Amerika dan kasus lain di luar Afrika.
Di TV sedang dibahas secara eksklusif prosesi pernikahan Raffi Ahmad lengkap dengan 4 orang host yang menggebu-gebu.


Bagi Anda yang bersedia meluangkan waktu membaca tulisan ini, teruslah rajin membaca dan membuka semakin banyak jendela dunia agar semakin banyak sinar yang masuk menerangi jiwa Anda.



PS:
Buat Kamu..iya Kamu..nanti kita cari lemari yang lebih besar buat keluarga besar novelnya ^ ^

No comments:

Post a Comment