Selama bekerja
di Sumbawa, saya mendapat berkah peningkatan berat badan yang signifikan, hal
ini membuat banyak celana dan baju yang tak muat lagi. Celana kerja bahkan
sempat berganti ukuran 3 kali dalam setahun, hahaha.. Pakaian dan beberapa sepatu lama
ini kemudian atas usul Winda, sebaiknya dihibahkan ke murid sekolah tempat ibunya berjualan di
Busungbiu-Bali. Saya pun dengan senang hati membawa pakaian dan sepatu itu
setiap kali berkesempatan pulang kampung, karena terlalu merepotkan jika harus
dipaketkan.
Yang membuat
saya terkejut adalah bagaimana reaksi dari mereka yang mendapat hibahan pakaian
dan sepatu itu, menurut cerita calon ibu mertua (ehem..) mereka sangat sangat senang! Sepatu pantovel
krem yang sudah lepas jahitannya di beberapa tempat, ternyata menjadi sepatu
ternyaman yang pernah dipakai sang murid seumur hidupnya, dan dengan pede
dipakai untuk berbagai aktivitas resmi. Bagi yang lainnya, baju bekas itu
menjadi baju ‘bagus’ yang akan dipakai untuk acara-acara penting seperti jalan-jalan
ke Kota, atau pergi kondangan, celananya juga seperti itu. Wow! I never imagine
that little gifts will meant that much for them.
Saya memang tak
bisa sehebat Aziz Gagap dan Bopak yang membangun pondok pesantren bagi
anak-anak jalanan, atau Cinta Laura yang membuat sekolah gratis bernama Sekolah
Amal Cinta Laura, setidaknya saya bisa berbagi meski sedikit.
--------------------------------------------------------------------
Beberapa hari
terakhir media ramai memberitakan tentang kenaikan harga elpiji 12 Kg dari
Rp87.800,00 menjadi Rp130.600,00 mulai 1 Januari 2014, kenaikan yang sangat
besar mengingat kenaikan harganya mencapai 48%, belum lagi di level pedagang
eceran tentunya harga elpiji 12 Kg ini bisa jauh di atas itu, di beberapa
daerah sudah mencapai harga Rp175.000,00 karena memang tipikal kepulauan
Republik ini membuat biaya transportasi dan pengangkutan menjadi komponen
penambah harga yang dominan.
Semua ikut
berkomentar, mulai dari produsen roti rumahan, rumah makan dan restoran, pakar
ekonomi, anggota DPR, hingga Presiden. Beberapa anggota DPR bahkan sampai terlihat
mencak-mencak di TV dan mengatakan bahwa tidak fair Pertamina menaikkan harga
Elpiji 12 Kg saat anggota DPR sedang menjalani masa reses (libur) sehingga
tidak bisa langsung dibahas dalam rapat anggota dewan, seakan mereka tidak bisa
melakukan apapun atas kenaikan harga elpiji tersebut. Tentu saya tertarik
menilik tentang komentar anggota dewan kita yang terhormat.
Kegiatan anggota
DPR ketika reses (libur) utamanya adalah kembali ke daerah konstituen, yakni
daerah tempat para pemilih dirinya dulu ketika Pemilu 2009, dan menyerap
aspirasi masyarakat secara langsung. Alangkah baiknya mumpung para anggota
dewan yang terhormat telah ada di daerah masing-masing di seluruh nusantara,
dan dengan penghasilan mereka yang terhormat juga, dapat sedikit berbagi bagi
para pemilihnya. Caranya?
Jika dikaitkan
dengan kenaikan harga elpiji 12 Kg, daripada hanya berkomentar di televisi dan
media cetak, lebih baik para anggota dewan melakukan operasi pasar untuk
mengurangi beban ekonomi masyarakat. Membeli ratusan atau ribuan tabung elpiji
12 Kg lalu menjual kembali dengan harga Rp80 ribu sampai Rp100 ribu dibarengi
dengan paket sembako murah tentu akan sangat-sangat dihargai masyarakat.
Bayangkan jika di seantero negeri para anggota dewan melakukan hal serupa,
masyarakat akan sangat terbantu untuk melalui periode awal kenaikan harga,
semacam pereda atas shock yang baru dialami.
Sayangnya ini
baru awal Januari, andai saja naiknya harga elpiji 12 Kg itu di bulan Februari
atau Maret, tanpa perlu tunggu lama para anggota dewan yang terhormat dan para
calon anggota dewan yang terhormat akan melakukan berbagai bantuan ekonomi.
Karena baru awal Januari, mungkin mereka takut setelah masyarakat dibantu,
sampai Pemilu April 2014 masyarakat sudah terlanjur lupa nama anggota dewan atau
calon anggota dewan yang telah membantunya.
Indahnya berbagi
baru dapat kita rasakan saat kita melakukannya dengan ikhlas, bukan karena
mengharapkan sesuatu. Semoga keindahan berbagi bisa kita lihat lebih sering
lagi di negeri ini.
No comments:
Post a Comment