Brigadir J dan FS, dua nama yang tak bisa lepas dan selalu menghantui kita dua bulan terakhir. Dalam ‘kita’ ini tak termasuk mereka yang tinggal di luar negeri atau di dalam gua terpencil sambil healing. Pemberitaan Brigadir J dan FS begitu masif di berbagai platform media, ‘menyerang’ dari berbagai arah. Muncul setiap lima menit di stasiun TV nasional; scroll-scroll di medsos dan akan ada selentingan terkait kedua nama itu baik berita, parodi, maupun konspirasi.
Membahas nama membuat saya mengingat idiom lama: nama adalah doa. Idiom ini tidak hanya muncul di Indonesia, tapi berlaku global di dunia. Ada banyak penelitian yang telah dilakukan di seluruh dunia untuk mencari kaitan antara nama dengan akibat dari nama tersebut. Banyak konten yang menyukai ide bahwa nama memberi dampak bagi sang pembawa nama, dan tak kalah banyak pihak yang menyatakan bahwa nama tak berpengaruh apapun.