Judul tulisan ini mungkin mengundang
kritik dan bilang “salah itu Pak, yang benar ‘Tua Itu Pasti, Dewasa Itu
Pilihan’”. Dipanggil “Pak” saja sudah membuat saya merasa tua. Dan benar saya sudah tua, terbukti
ketika membuka Facebook dan BBM yang dihiasi foto anak balita dari teman-teman
seangkatan bahkan adik kelas. Lebih terasa lagi ketika berkenalan dengan
anak-anak Magang/PKL dan saat saya tanya mereka lahir tahun berapa, dijawab tahun
‘95-’96, wow, I’m 10 years older than
them! But I don’t feel that old,
hahaha..
Bagi saya dewasa itu wajib, jika
seseorang sudah mencapai suatu tingkat umur atau mempunyai status sosial
tertentu atau menduduki jabatan publik. Apa yang terjadi ketika menjadi dewasa
itu dijadikan sebuah pilihan?
- Suami yang lebih memilih bermain game di komputer saat libur akhir pekan dibanding memanfaatkan waktu untuk memberi perhatian penuh pada istri dan anaknya;
- Wanita karier berusia 24 tahun yang memilih menghabiskan semua penghasilannya untuk hang outs, dugem, dan berburu baju serta tas branded, tapi masih tinggal bersama orang tuanya;
- Seorang suami/istri memilih untuk mencari kekasih simpanan, dengan alasan pasangan resminya tak mampu memberikan kebahagiaan yang diinginkan atau sudah tak cocok lagi.
Wajib berarti anda harus melakukan
semua yang diperlukan untuk itu. Menjadi dewasa bukan berarti menjadi orang
super serius dan menghilangkan semua sifat kekanak-kanakan dalam diri, karena
sifat itu yang membuat kita lebih hidup. Bukan juga mengganti lagu favorit dari
lagu Punk menjadi lagu Jazz, atau hobi futsal berganti ke tenis. Menjadi dewasa
berarti:
- Rela mengorbankan sedikit saja hobi atau kesenangan, untuk orang-orang di sekitar yang memang telah menjadi bagian dari kehidupan kita, yakni anak dan istri;
- Berpikir dan mempersiapkan masa depan, karena kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Menabung atau berinvestasi adalah harus! Bahkan seorang pemulung mampu menabung untuk bisa menyumbangkan daging qurban saat Hari Raya Idul Adha;
- Menghadapi masalah yang datang dan berusaha mencari solusi, bukan lari dari masalah dan membiarkan masalah itu menjadi ‘api dalam sekam’ yang siap ‘membakar’ anda kapan pun. Face it, be a Man!
I’m
not that mature yet, but I’m sure I work my a*s out to become one.
No comments:
Post a Comment