Tuesday, June 10, 2014

Sayang Anak..Sayang Anak, Dipilih..Dipilih..Presidennya!

Pemilihan presiden sudah di depan mata, tinggal sebulan lagi dan segenap rakyat Indonesia akan melaksanakan amanat Undang-Undang Dasar 1945 untuk memilih sendiri kepala negara dan kepala pemerintahan Indonesia. Kepala negara dan kepala pemerintahan, berarti orang yang terpilih (beserta wakilnya) harus menjalankan tugas yang mahaberat memimpin negara dengan seluruh potensi dan permasalahannya, serta menjadi pucuk pemerintahan yang juga memiliki permasalahan yang tak kalah banyaknya.


Salah satu kejutan dari pemilihan presiden kali ini adalah batalnya ARB untuk maju mewakili Golkar, padahal begitu banyak iklannya sudah beredar di televisi. Mulai dari pidato inspiratif, cerita tentang keluarga suksesnya, sampai testimoni dari anak-anaknya. Sungguh total. 

Kejutan terutama karena ARB adalah kandidat pertama yang mendeklarasikan diri sebagai capres untuk Pemilu 2014, memiliki modal finansial yang lebih dari cukup untuk berkampanye, merupakan ketua salah satu partai politik terbesar di negeri ini, dan hasil pemilihan legislatif dari partai Golkar pun menghasilkan suara terbanyak kedua.

ARB pada akhirnya menjatuhkan pilihan untuk mendukung Prabowo sebagai Capres, meski hasil Pileg Gerindra pimpinan Prabowo sejatinya di bawah raihan Golkar. Jadilah komposisi suara pendukung Prabowo membengkak dan berpeluang besar memenangkan Pilpres, secara statistik. 

Mesin promosi pun bekerja keras dengan menampilkan banyak pemberitaan, baik promosi langsung, maupun dalam kemasan berita. Hal ini wajar karena pendukung utama Prabowo menguasai beberapa stasiun TV di Indonesia. ARB dengan TV One dan Anteve, HT dengan MNC grupnya. Mesin promosi yang luar biasa. Tapi sekaligus menjadikan penonton merasakan ketidaknyamanan, karena tidak semua penonton ingin dijejali berita pencitraan salah satu calon, demikian juga saya. Sebelumnya, setiap pagi dan sore saya lumayan sering menonton berita di RCTI dan ANTV, tapi memasuki masa kampanye ini malah rasanya jadi korban kampanye, beritanya tentang satu tokoh saja.

Bagi saya pribadi, setiap Capres/Cawapres memang memiliki kelebihannya masing-masing dan adalah hak mereka dan tim suksesnya untuk gencar mempromosikan hal tersebut. Yang agak mengusik hati saya adalah ketika seseorang memutuskan memilih satu pasangan karena alasan yang kurang berdasar, mitos, atau hal yang remeh yang tidak berkaitan dengan tugas Mahaberat mereka nantinya. Rasanya kurang pas saja misalkan ada orang yang memilih Jokowi misalnya karena wajahnya sangat Indonesia (atau kata Tukul "Ndeso"), jadi sangat mewakili rakyat ini. Atau memilih Prabowo karena beliau memelihara banyak kuda, lambang dari shio tahun 2014 dan simbol keberhasilan.

Lebih elok rasanya jika seseorang memilih Jokowi misalkan karena beliau telah berhasil mengoptimalkan penggunaan anggaran selama menjabat sebagai Gubernur DKI, banyak sekali program infrastruktur yang bisa berjalan. Jika terpilih, Jokowi nantinya mampu mengoptimalkan APBN yang kita miliki dan mengurangi segala bentuk kebocoran dan penyelewengan belanja negara. Atau memilih Prabowo karena beliau terbukti sebagai pengusaha sukses dengan kekayaan lebih dari 1 Trilyun, sehingga nantinya ketika terpilih mampu mendorong perekonomian Indonesia agar mampu bersaing dengan Singapura, Jepang, Korea Selatan, bahkan India dan Cina.

Berpikir yang bijak dan selamat memilih!



No comments:

Post a Comment