Gelaran Liga Champion berakhir beberapa waktu lalu, dengan Real Madrid menjadi juara setelah mengalahkan Atletico Madrid dengan skor 4-1 lewat perpanjangan waktu. Permainan yang gigih ditunjukkan Atletico Madrid, meski kalah kualitas pemain dari Real Madrid tapi mampu unggul 1-0 sampai menit ke-90, sebelum Sergio Ramos mencetak gol penyama kedudukan. Akhirnya Los Rojiblancos tak mampu mempertahankan konsistensi permainan, dan kebobolan 3 gol di masa extra time. Perjuangan heroik sampai lolos ke babak final Atletico harus berakhir karena tak mampu mempertahankan keunggulan hingga peluit akhir berbunyi.
Liga Champion memang gelaran sepak bola paling bergengsi untuk level klub di dunia, meski hanya dimainkan oleh klub sepak bola dari benua Eropa. Bayern Muenchen sebagai juara bertahan, dijagokan menjadi klub pertama yang mampu mempertahankan trofi Liga Champion dua tahun berturut, tapi akhirnya ambisi skuad Pep Guardiola kandas di hadapan Real Madrid di babak semi final. Selain gagal mempertahankan juara Liga Champion, Bayern Muenchen juga gagal mengulangi prestasi tahun lalu yang sanggup meraih treble winner, karena "hanya" dapat meraih 2 gelar. Malah El Real yang bersinar dan mampu meraih La Decima, gelar kesepuluh di ajang tertinggi sepak bola Eropa, atau menjadi pengoleksi gelar yang terbanyak.
Mempertahankan memang lebih berat daripada meraih. Prinsip ini berlaku dalam nyaris segala hal. Diperlukan usaha yang luar biasa dan konsisten untuk mempertahankan apa yang telah diraih dengan susah payah. Contoh dalam olah raga mungkin contoh paling gampang untuk dipahami, bagaimana seorang atlet selalu berjuang keras untuk mempertahankan raihan gelar juara yang telah diperoleh. Cina meski sangat superior dalam olah raga bulu tangkis, bukan berarti hanya bersantai-santai dalam menghadapi setiap kejuaran. Pun demikian dengan Usain Bolt sebagai manusia tercepat di muka bumi, tetap menggembleng keras dirinya dalam menghadapi kejuaraan atletik.
Dalam kepercayaan Agama Hindu, dikenal istilah Tri Murti, yakni 3 kekuasaan Tuhan dalam hal menciptakan (dilaksanakan/diwujudkan dalam bentuk Dewa Brahma), memelihara (Dewa Wisnu), dan melebur (Dewa Siwa). Kekuasaan untuk memelihara atau mempertahankan juga merupakan hal yang menurut pendapat saya lebih berat dibanding menciptakan dan melebur. Terbukti dalam banyak literatur Agama Hindu, lebih banyak dibahas tentang Dewa Wisnu dalam menjalankan tugasnya memelihara kelangsungan alam semesta. Bahkan dua literatur terpanjang yang dikenal umat manusia, yakti kitab Ramayana dan Mahabarata, menceritakan tentang peran Dewa Wisnu dalam memepertahankan keseimbangan dunia. Dalam Ramayana, diceritakan Dewa Wisnu turun ke dunia (atau dikenal dengan istilah Awatara) sebagai Rama dalam menghadapi Rahwana. Mahabarata juga tak luput dari peran sentral Dewa Wisnu dalam perwujudannya sebagai Krishna, dalam upaya memenangkan Panca Pandawa menghadapi para Korawa. Dan masih banyak literatur lainnya yang menggambarkan bagaimana beratnya tugas Dewa Wisnu dalam mempertahankan apa yang telah diciptakan oleh Dewa Brahma.
Penulisan blog juga menurut saya sangat sesuai dengan prinsip tersebut. Banyak blogger yang begitu produktif di awal, tapi lama kelamaan mulai mengalami penurunan yang signifikan dalam karya-karyanya (apa cuma saya saja ya, hehehe..). Tulisan ini intinya adalah upaya pembenaran kenapa blog ini tak produktif lagi. Selamat hari libur, dan selamat merayakan Hari Raya Kuningan bagi umat Hindu!
No comments:
Post a Comment