Siapa sih
yang tak kenal Pulau Lombok saat ini? Terakhir, Pulau Lombok dinobatkan sebagai
Destinasi Wisata Halal Terbaik di Dunia, mengalahkan Abu Dhabi (Uni Emirat
Arab). Pulau Lombok juga berulang kali masuk nominasi pulau terindah di Asia
bersama dengan Pulau Bali. Masih kurang bukti? Acara jalan-jalan di TV berulang
kali berkunjung ke Lombok, baik yang sekedar jalan kaki di pinggir pantai Gili
Trawangan, berenang diantara ikan-ikan dan terumbu karang di Gili Kondo, mancing di Sekotong Barat, hingga
mendaki Gunung Rinjani, dan mengendarai motor trail menaiki Bukit Marese.
Bahkan grup jalan-jalan Lombok makin hits
dan anggotanya bertambah terus, baik di Instagram maupun di kenyataan saat gathering.
Meski telah
dipublikasikan secara luas, masih ada hal-hal unik tentang Pulau Lombok yang
mungkin tidak diketahui secara luas dan mungkin hanya ada di Lombok.
Mungkin tidak ada di tempat lain, karena belum 1% dari Republik Indonesia
tercinta ini yang saya tinggali, baru pernah di Bandung (3 bulan), Tangerang (3
tahun), Jakarta (8 bulan), Sumbawa Besar (3 tahun), dan Mataram (hampir 5 tahun
sampai sekarang), tak lupa Bali (lahir, besar, tinggal di pulau indah itu).
Oya, bagi
yang asli Lombok, mohon maaf kalau yang saya tulis kurang berkenan atau tidak
pas ya, tapi inilah hasil pengamatan saya selama tinggal dan bekerja di pulau
indah ini.
1. Bandara Internasional Lombok (BIL) rasa terminal
(dulu)
Di awal
dibukanya BIL tahun 2011, sering terlihat masyarakat berduyun-duyun menonton
prosesi pesawat mendarat dan tinggal landas, hal ini wajar mengingat saat itu
bandara dibangun di tengah kawasan pedesaan yang adanya cuma sawah dan sapi.
Hal unik yang bertahan hingga sekarang adalah pengantar dan penjemput penumpang
dengan jumlah luar biasa banyak! Jadi 1 orang penumpang akan diantar atau
dijemput oleh sekitar 30 orang menaiki pick
up! Bayangkan kalau ada 100 penumpang yang sama. Biasanya yang diantar atau
dijemput seperti ini adalah mereka yang bekerja sebagai TKI atau TKW. Memang
Lombok adalah salah satu daerah penyumbang TKI/TKW terbanyak di Indonesia,
dengan daerah tujuan kerja utamanya di Arab Saudi.
Para penunggu penumpang sebelum dilarang masuk ke dalam |
Selain
memperbaiki Layout pintu masuk,
Angkasa Pura juga merapikan pedagang asongan. Jika sebelumnya di area parkir
bertebaran dagang asongan penjual kopi, nasi, dan makanan ringan, saat ini
sudah jauh berkurang. Jadi parkiran BIL dulu serasa taman kota, jadi tempat nongkrong (hingga malam hari) bukan
untuk jemput penumpang.
2. SPBU dan Sholat Jumat
Sebagian
besar SPBU di Lombok akan tutup ketika waktu Sholat Jumat (Jumatan) sekitar
pukul 11.30 sampai 13.00, hal ini karena mayoritas merupakan muslim dan rata-rata
pekerja di SPBU laki-laki.
Pernah
kejadian dulu saya dan 2 rekan mendapat tugas penyuluhan di Selong-Lombok
Timur. Seusai kegiatan, sekitar pukul 11.00 kami bergegas kembali ke
Praya-Lombok Tengah, menggunakan mobil Panther berbahan bakar solar. Sialnya
baru beberapa kilometer dari Selong, kami baru sadar posisi indikator solar
berada di huruf E. Karena posisi kedua rekan ingin mengejar waktu Jumatan di
Praya, maka kami tetap melaju tapi pelan dan mematikan AC supaya hemat solar.
Sepanjang perjalanan melewati 3 SPBU dan semuanya tutup, di jalan juga tidak
ada penjual yang mengecer solar. Praya masih sekitar 20 km lagi dan kami sudah
mulai menerima kenyataan bahwa suatu saat mobil akan mogok dan kami harus
mendorong hingga SPBU terdekat. Dengan kekuatan doa, mobil sampai juga di SPBU
yang buka, karena ada 2 karyawan perempuan yang bertugas. Sejak kejadian itu
jadi selalu mengingatkan diri untuk tak mencoba membeli BBM saat waktu Jumatan
kalau di Lombok.
3. Kamu makannya apa? Bakso! Du di du di dam dam du di du di dam..
Entah apa
hubungan Bakso dengan Lombok, sehingga warganya (terutama Kota Mataram) sangat
doyan dengan bakso. Warung-warung bakso yang tersebar hampir di setiap jalan
utama selalu ramai dikunjungi pembeli, bahkan yang menurut teman saya baksonya
tak begitu enak juga tetap ramai. Salah satu bakso yang terkenal adalah Bakso
Kopang, letaknya sebelah selatan Pasar/Terminal Kopang ada Masjid besar dan ada jalan masuk ke timur, lurus
terus sampai ada warung bakso di pinggir sungai.
Bahkan ada
cerita sebuah warung penjual lalapan ayam goreng-bebek goreng, beberapa teman
pernah makan di sana dan enak, tapi warungnya sepi. Nah warung itu (penjualnya
masih sama) kemudian berganti menjual bakso dan sekarang warungnya ramai!
Berminat
membuka bisnis bakso di Lombok? Bersiaplah, persaingannya berat!
4. Mendadak Bioskop
Katanya
dulu di Mataram sempat ada bioskop ditahun 80-an masa jaya-jayanya komedi dan
cerita silat berbumbu cewek seksi. Tapi telah lama bioskop itu tutup dan
anak-anak muda Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) jika ada
kesempatan tugas ke Bali atau Jawa pasti salah satu tujuannya adalah nonton
bioskop (termasuk saya). Hingga akhirnya di tahun 2015 dibuka Lombok Epicentrum
Mall (LEM) lengkap dengan bioskop XXI. Antusias masyarakat yang tinggi terlihat
dari seringnya tiket yang habis terjual, seperti Star Wars: Force Awakens,
meski tayang di 2 studio (dari 7 studio) tetap sold out selama beberapa hari.
Sudah 12
kali saya menonton di LEM XXI dan ada perbedaan signifikan dibanding pengalaman
menonton di Bali atau Jakarta, seperti penonton (biasanya rombongan 3-5 orang)
yang datang terlambat 15 menit sampai 30 menit sejak film tayang. Meski
terlambat, mereka tetap berjalan santai mencari kursinya, tetap stay cool. Penontonnya juga beberapa
kali keluar masuk bioskop saat film berlangsung, kalau saya sih berusaha
sebelum nonton sudah ke toilet dulu
supaya puas menikmati filmnya. Dan penggunaan HP selama film berlangsung! Meski
saya menonton ke layar besar, mau tak mau mata menangkap sumber cahaya berlayar
besar yang menyala di beberapa sudut ruangan (brightness HP-nya pol-polan).
Seperti terakhir saat menonton Deadpool, penonton persis di depan dan di kiri
saya bermain HP, jadi setiap adegannya bukan lagi berantem atau tembak-tembakan
atau sedang dialog panjang, mereka langsung bermain HP, bukan untuk membalas
pesan penting, tapi sekedar browsing
status FB dan status BBM.
Bagi saya menonton bioskop pengalaman berharga
(secara perasaan dan secara harga tiket), tapi mungkin buat mereka harga tiket
Rp30.000,00 terbilang murah, jika mereka nongkrong
di pinggir Jalan Udayana Mataram dan memesan Sate Bulayaq plus Jus Alpukat, bayarnya
juga sama. Tapi tak sekeren bisa nonton
bioskop, XXI pula.
Hal-hal unik di Lombok yang hanya bisa ditangkap kalau kita cukup lama tinggal di sana ya Mas :)
ReplyDeleteBetul sekali..minimal setahun tinggal di Lombok udah mulai kenal keunikannya.
Delete