Monday, March 27, 2017

Penglatan Punya Cerita




Desa Penglatan, tak semua orang Buleleng yang tahu di mana desa ini berada, apalagi mereka yang berasal dari luar Buleleng. Jadi kalau saya ditanya berasal dari mana, biasanya saya jawab berasal dari Singaraja, kalau masih ditanya lagi Singaraja-nya di mana baru lah saya katakan dari Penglatan. Kemungkinan besar saya masih harus memberi gambaran bahwa Penglatan itu letaknya di sebelah selatan Banyuning, sebelum ke Penarukan.
 
Pura Bukit Desa Penglatan

Dulu teman-teman sekolah saya di Singaraja mengenal Penglatan sebagai desa asalnya Blayag, masakan tradisional Bali yang rupanya mirip Lontong Sayur, tapi Blayag ini lebih gurih dan murah tentunya, seporsi hanya Rp4.000,00 (di Penglatan, kalau di luar seperti di Pantai Penimbangan harganya bisa lebih mahal) sudah berisi blayag, sayur dan kuah, kedelai goreng, ayam, dan bumbu khasnya. Sekarang penjual Blayag dapat ditemui hingga ke Badung, tapi apabila membeli dari orang Penglatan asli cita rasanya berbeda.
 
Blayag, murah tapi tak murahan
Perkembangan media sosial turut mengangkat nama Penglatan yakni sebagai desa produsen Dodol Bali, apalagi mantan Presiden RI Megawati dan Gubernur Bali Mangku Pastika juga pernah membeli dodol dari Penglatan. Dulunya pembuat dodol di Penglatan tak banyak, sehingga untuk keperluan hari raya seperti Galungan biasanya dodol ini akan sudah habis dipesan bahkan sebulan sebelum Galungan, pemesannya selain dari Penglatan, juga dari Singaraja, Denpasar, hingga ke Kalimantan! Pembuat dodol kawakan seperti Luh Suarti selalu menjaga kualitas dodolnya mulai dari rasa manis yang pas, ukuran, tingkat kekenyalan, hingga bungkus kulit jagung dari Sumbawa yang bersih dan dipotong rapi. Sekarang penjual dodol dapat ditemui di sepanjang jalan Desa Penglatan dan sudah dijajakan di toko-toko di luar Penglatan.
Dodol buatan Mek Luh Suarti, cantik ya kemasannya

Warga Penglatan berkomunikasi menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasan Bali Kasar, seperti kebanyakan warga Buleleng. Luasnya penggunaan Bahasa Bali Kasar (dan kosa kata kasar sebagai kata pengganti orang) di Buleleng membuat warga dari kabupaten lain di Bali mudah mengenali orang Buleleng di mana pun berada: di Pasar Ubud, di Lapangan Renon, hingga di hotel bintang 5 di Nusa Dua, apabila dua orang Buleleng bertemu pasti langsung terujar bahasa kasar tapi diucapkan dengan sangat akrab tanpa rasa permusuhan. Desa Penglatan sendiri memiliki banyak kosa kata unik yang sangat jarang digunakan di daerah lainnya, beberapa diantaranya:

1.    ‘Kai’, Bahasa Bali-nya ‘Yang/Icang’, Bahasa Indonesia-nya ‘Saya/Ku’
Contoh kalimatnya : Bapan kaine ngaenang layangane, enteg gati keberang.
Artinya kira-kira :  Ayahku yang membuatkan layangan, mudah sekali diterbangkan.

2.    Gero = Dogen = Saja/Hanya  
Contoh : Mepelalian gero gaene, kengkenang pang sing lame!
Artinya :  Kerjamu bermain saja, wajar kamu tidak naik kelas!

3.    Tong! = Bah!/Yih! = Yah!/Hei!/Aduh!
Contoh : Tong! Nyen ngengkebang sandal cange?! Madak pang gondong!
Artinya :  Hei!  Siapa yang ambil sandal saya?! Semoga kena sakit Gondok!

4.    Solo = Nginem = Menenggak
Contoh : Sing ade cangkir, solo gen uli caratane.
Artinya :  Tak ada gelas, langsung tenggak airnya dari kendi.

5.    Tembag = Siam = Siram/Tuang
Contoh :  Tembagin yeh ngerodok kopine, tengah cangkir gen.
Artinya :  Tuangkan air mendidih setengah gelas saja untuk membuat kopi.

6.    Nambung = Gancang = Cepat/Kalang kabut
Contoh :  Nambung pelaib dustane kepung kuluk.
Artinya :  Pencuri itu lari kalang kabut dikejar anjing.

7.    Meres (Nada seperti ‘The Best’) = Maukum = Dihukum
Contoh :  Upah sing ngae PR, meres meke telu di lapangan.
Artinya :  Karena tak membuat PR, mereka bertiga dihukum berdiri di lapangan.

Ini hanyalah sebagian kecil dari kosa kata unik Penglatan, mungkin kalian bisa menambahkan di kolom komentar, atau lebih bagus lagi buatlah versimu sendiri kosa kata unik dari daerahmu, sekaligus untuk melestarikan kebudayaan daerah kita.

Jadi, sudah lebih mengenal Penglatan sekarang?
Kami tunggu pesanan dodol Anda. ^ ^


PS:
Selamat Hari Raya Nyepi dan Selamat Tahun Baru Caka 1939.
Semoga semua selalu dalam kedamaian.

No comments:

Post a Comment