Wednesday, September 3, 2014

Motivasi



Sebagai manusia kita melakukan berbagai hal karena didasari oleh motivasi tertentu, tak seperti binatang yang sebagian besar perbuatannya didasari oleh naluri atau insting. Peran motivasi dalam kehidupan manusia semakin hari semakin disadari pentingnya, bandingkan saja jumlah motivator yang ada di tahun 90-an dengan sekarang. Bahkan ada seorang motivator lokal yang mampu membuat acara TV mingguan yang lumayan laris, tak seperti motivator lain yang biasanya menyimpan ilmunya untuk diberikan saat dikontrak untuk mengisi acara di kantor-kantor atau perusahaan.

Motivasi itu bisa datang darimana saja, tergantung kejelian kita memandang suatu hal atau suatu peristiwa. Saya pernah mengalami termotivasi untuk menjalankan diet ala OCD-nya Deddy Corbuzier hanya karena kasihan pada celana pendek dan celana kantor yang sudah tidak muat lagi dan terpaksa dihibahkan. OCD saat itu berhasil saya jalani dengan sempurna. Sampai saat ini saya tak mau mencoba merokok bukan karena takut terkena kanker, impotensi, atau gangguan kehamilan dan janin, tapi karena motivasi sederhana: Tak mau kalah dengan Bapak yang tidak merokok. Dia saja dulu hidupnya berat dengan penghasilan pas-pasan harus menghidupi banyak anak yang masuk sekolah nyaris bersamaan (belum lagi tak ada HP atau internet atau Google), tapi tidak menjadikan rokok sebagai pelarian dari masalah.


Saya percaya motivasi yang berasal dari hal-hal yang sederhana dan dekat dengan kita lebih mudah untuk diingat dan dipertahankan. Sebuah cerita dari kantor lama saya, saat itu rekan-rekan kerja (termasuk saya) sudah kurang bersemangat karena beban pekerjaan yang banyak dan target penerimaan pajak yang tinggi. Seorang atasan (sebut saja Bunga eh Agus saja lebih enak) kemudian melakukan langkah motivasi sederhana, bukan dengan berkata “Ayo kejar penerimaan, supaya kita bisa kumpulkan dana untuk pembangunan jalan raya, sekolah, dan  membiayai anak-anak terlantar” tapi dengan menanamkan semangat berkompetisi.

Saat si Cecep sang pegawai junior berhasil mencapai target yang lebih tinggi daripada sang senior Pak Ali, Pak Agus akan berkata sambil bercanda “Ayo Pak Ali, masak kalah ma Cecep?! Dia lho masih belajar cebok Pak Ali sudah kerja disini!”  Atau saat Dadang kalah pencapaiannya dengan teman seangkatannya Udin, Pak Agus akan berceletuk “ketahuan nih siapa yang sering bolos pas kuliah, Dadang minta diajarin ama Udin lagi dah..” Motivasi yang simpel itu kemudian menjadikan tim Pak Agus sebuah tim yang sangat solid dan bersemangat dalam mengejar target penerimaan, hingga akhirnya tercapai dengan memuaskan jauh melebihi tim lainnya.

Pembuatan blog ini pun tak lepas dari motivasi kecil saya, bukan untuk menjadi blogger ternama seperti Raditya Dika, atau menjadikan blog sebagai sumber pengeruk pundi-pundi uang dari iklan dan sebagainya, tak sejauh itu. Blog ini saya buat semata-mata karena motivasi saya memberikan ucapan ulang tahun yang beda pada si dia. Saat itu saya berniat memberikan ucapan ulang tahun dari sebanyak mungkin media yang tersedia: telepon, SMS, BBM, Whatsapp, Facebook, email, dan di blog. Pada akhirnya blog ini terlalu sayang untuk dibiarkan begitu saja, malahan sudah setahun terus saya isi (meski jarang-jarang dan rada ngasal, hahaha..)

No comments:

Post a Comment