Sunday, January 5, 2014

Berbagi



Selama bekerja di Sumbawa, saya mendapat berkah peningkatan berat badan yang signifikan, hal ini membuat banyak celana dan baju yang tak muat lagi. Celana kerja bahkan sempat berganti ukuran 3 kali dalam setahun, hahaha.. Pakaian dan beberapa sepatu lama ini kemudian atas usul Winda, sebaiknya dihibahkan  ke murid sekolah tempat ibunya berjualan di Busungbiu-Bali. Saya pun dengan senang hati membawa pakaian dan sepatu itu setiap kali berkesempatan pulang kampung, karena terlalu merepotkan jika harus dipaketkan.

Yang membuat saya terkejut adalah bagaimana reaksi dari mereka yang mendapat hibahan pakaian dan sepatu itu, menurut cerita calon ibu mertua (ehem..)  mereka sangat sangat senang! Sepatu pantovel krem yang sudah lepas jahitannya di beberapa tempat, ternyata menjadi sepatu ternyaman yang pernah dipakai sang murid seumur hidupnya, dan dengan pede dipakai untuk berbagai aktivitas resmi. Bagi yang lainnya, baju bekas itu menjadi baju ‘bagus’ yang akan dipakai untuk acara-acara penting seperti jalan-jalan ke Kota, atau pergi kondangan, celananya juga seperti itu. Wow! I never imagine that little gifts will meant that much for them.

Saya memang tak bisa sehebat Aziz Gagap dan Bopak yang membangun pondok pesantren bagi anak-anak jalanan, atau Cinta Laura yang membuat sekolah gratis bernama Sekolah Amal Cinta Laura, setidaknya saya bisa berbagi meski sedikit.

--------------------------------------------------------------------
Beberapa hari terakhir media ramai memberitakan tentang kenaikan harga elpiji 12 Kg dari Rp87.800,00 menjadi Rp130.600,00 mulai 1 Januari 2014, kenaikan yang sangat besar mengingat kenaikan harganya mencapai 48%, belum lagi di level pedagang eceran tentunya harga elpiji 12 Kg ini bisa jauh di atas itu, di beberapa daerah sudah mencapai harga Rp175.000,00 karena memang tipikal kepulauan Republik ini membuat biaya transportasi dan pengangkutan menjadi komponen penambah harga yang dominan.

Semua ikut berkomentar, mulai dari produsen roti rumahan, rumah makan dan restoran, pakar ekonomi, anggota DPR, hingga Presiden. Beberapa anggota DPR bahkan sampai terlihat mencak-mencak di TV dan mengatakan bahwa tidak fair Pertamina menaikkan harga Elpiji 12 Kg saat anggota DPR sedang menjalani masa reses (libur) sehingga tidak bisa langsung dibahas dalam rapat anggota dewan, seakan mereka tidak bisa melakukan apapun atas kenaikan harga elpiji tersebut. Tentu saya tertarik menilik tentang komentar anggota dewan kita yang terhormat.

Kegiatan anggota DPR ketika reses (libur) utamanya adalah kembali ke daerah konstituen, yakni daerah tempat para pemilih dirinya dulu ketika Pemilu 2009, dan menyerap aspirasi masyarakat secara langsung. Alangkah baiknya mumpung para anggota dewan yang terhormat telah ada di daerah masing-masing di seluruh nusantara, dan dengan penghasilan mereka yang terhormat juga, dapat sedikit berbagi bagi para pemilihnya. Caranya?

Jika dikaitkan dengan kenaikan harga elpiji 12 Kg, daripada hanya berkomentar di televisi dan media cetak, lebih baik para anggota dewan melakukan operasi pasar untuk mengurangi beban ekonomi masyarakat. Membeli ratusan atau ribuan tabung elpiji 12 Kg lalu menjual kembali dengan harga Rp80 ribu sampai Rp100 ribu dibarengi dengan paket sembako murah tentu akan sangat-sangat dihargai masyarakat. Bayangkan jika di seantero negeri para anggota dewan melakukan hal serupa, masyarakat akan sangat terbantu untuk melalui periode awal kenaikan harga, semacam pereda atas shock yang baru dialami. 

Sayangnya ini baru awal Januari, andai saja naiknya harga elpiji 12 Kg itu di bulan Februari atau Maret, tanpa perlu tunggu lama para anggota dewan yang terhormat dan para calon anggota dewan yang terhormat akan melakukan berbagai bantuan ekonomi. Karena baru awal Januari, mungkin mereka takut setelah masyarakat dibantu, sampai Pemilu April 2014 masyarakat sudah terlanjur lupa nama anggota dewan atau calon anggota dewan yang telah membantunya.

Indahnya berbagi baru dapat kita rasakan saat kita melakukannya dengan ikhlas, bukan karena mengharapkan sesuatu. Semoga keindahan berbagi bisa kita lihat lebih sering lagi di negeri ini.


No comments:

Post a Comment