Tuesday, April 28, 2015

Sailing to Komodo : A Feast for All Senses

Setelah bekerja di Wilayah Nusa Tenggara selama nyaris 7 tahun, akhirnya tercapai juga niat untuk jalan-jalan ke Taman Nasional Komodo, dan tak sekedar jalan tapi sailing! Hidup ini indah seindah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berawal dari mencari informasi di internet akhirnya menemukan satu operator sailing yang paling pas di hati yakni Kencana Adventure, jumlah komplain yang ada di internet atas pelayanan mereka jauh lebih sedikit daripada operator lainnya. Bahkan saya sudah menghubungi kontak dari Kencana (yang kemudian saya tahu namanya Mbak Gita) dari awal 2014 dan dia selalu menjawab pertanyaan cerewet saya, meski pada kenyataannya baru pada Maret 2015 berangkat sailing, nyaris setahun setelah kontak pertama kali, hahaha.. Poin plus pertama jatuh ke Mbak Gita karena keramahannya sebagai CP Kencana.


Di awal kami memang menaruh ekspektasi tak terlalu tinggi karena berhubungan dengan perjalanan selama 6 hari dengan kapal, nantinya akan lebih enjoy andai kenyataan melebihi ekspektasi. Dan kami dikejutkan bahwa di kenyataan semuanya jauh melebihi ekspektasi! Bekal sekotak Antimo dan Tolak Angin akhirnya tak terjamah karena selama perjalanan sangat nyaman, tak ada mabuk laut atau masuk angin, atau gangguan nyamuk dan serangga (cuma ada 1 kecoa, itupun karena kapal sandar agak lama di pelabuhan. Berhasil saya basmi). Ringkasan perjalanan kami selama 6 hari seperti ini:
  1. Hari ke-1, sore : Pulau Kenawa, Kab. Sumbawa Barat. Kegiatan meliputi mendaki bukit (ringan, tak terlalu tinggi) dan snorkeling di pantai. Pemandangan 8/10 ; snorkeling -/10 tak sempat karena sudah sore dan mendung.
    Pulau Kenawa dari atas bukit. Bukit landai dan tak tinggi.
  2. Hari ke-2, pagi : Pulau Moyo, Kab. Sumbawa. Kegiatan menjelajah dan bersantai di Air Terjun Sengalo, kira-kira berjalan kaki sekitar 1 km dari pantai. Pemandangan 8/10.
    Pulau Moyo dan hutannya yang alami serta airnya yang jernih
  3. Hari ke-2, siang : Pulau Satonda, Kec. Dompu. Kegiatan meliputi menjelajah ke Danau Satonda, mendaki untuk melihat seluruh Danau Satonda dari atas, serta snorkeling. Pemandangan 8.5/10 ; snorkeling 7/10.
    Pantai di Pulau Satonda, tampak para penumpang snorkeling
  4. Hari ke-3, pagi : Pulau Komodo, Taman Nasional Komodo. Kegiatan meliputi menjelajah pulau sesuai jalur dipilih, ada pendek, sedang, dan jauh. Medan ringan dan teduh karena sebagian besar hutan asam. Pemandangan 7/10 ; sensasi 8/10 (melihat komodo langsung pertama kali!).
    this is My island! Komodo ini menyapa kami begitu mendarat
  5. Hari ke-3, siang : Pantai Pink, Taman Nasional Komodo. Kegiatan meliputi pendakian ringan ke bukit untuk pemandangan terbaik, dan snorkeling. Pemandangan 8.5/10 ; snorkeling 8/10 (kata teman ada ubur-ubur dan penyu, tapi saya tak melihat keduanya).
    Pantai Pink dari atas bukit, garis pantainya sendiri hanya 600 meter
  6. Hari ke-3, malam : Labuan Bajo, Pulau Flores. Kegiatan hanya bersantai berkeliling kota pelabuhan ini dan mencari kuliner ikan khas Labuan Bajo yang nikmat dan tak terlalu mahal. Pemandangan 8/10 ; makanan (khusus di Kampung Ujung) 8.5/10.
    Senja di Kampung Ujung, Labuan Bajo, kampung di sisi kiri barat kota.
  7. Hari ke-4, pagi : Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo. Kegiatan menjelajah pulau (kami ambil rute sedang sekitar 4 km). Pemandangan 9.5/10 the winner of the journey! Padang rumput, komodo, kawasannya sendiri, semuanya indah ; sensasi 9/10 komodonya jauh lebih banyak yang kami lihat daripada di Pulau Komodo, dengan Ranger yang lebih ramah dan rapi. 
    Pulau Rinca dan padang rumputnya. Ingat selalu ditemani Ranger.
  8. Hari ke-4, sore : Gili Laba/Lawa, Taman Nasional Komodo. Kegiatan mendaki bukit (agak curam, tinggi, dan sangat terik, saya sendiri cuma mampu mendaki setengahnya) dan snorkeling. Pemandangan 9/10 pulau kecil yang luar biasa cantik ; snorkeling 8.5/10 banyak Nemo (Clown Fish) ikan favorit saya, air jernih dan tak terlalu dalam jadi jelas terlihat ikan dan terumbunya.
    Pengunjung mendaki ke bukit di Gili Laba, pemandangannya superr!
  9. Hari ke-5, pagi : Pulau Moyo, sama dengan di hari ke-2, karena ini adalah jalur balik ke Lombok. Kali ini lebih sebentar bermain air karena cuma diberi 1 jam selama di pulau. Tetap enjoy terjun di kolam kecil di atas air terjun. Pemandangan 8/10.
    Air terjun Sengalo tak deras, jadi bisa berfoto di sana
  10. Hari ke-5, sore : Gili Bola/Pulau Bedil, Kab. Sumbawa. Kegiatan menikmati kelapa muda (ada warung kecil menjual sebuahnya Rp10.000,00) dan snorkeling. Pemandangan 8.5/10 pulaunya sendiri sangat kecil, diameter kurang dari 800 meter ; snorkeling -/10 tak berani karena ombak yang besar, saat itu cuaca berangin dan hujan rintik. Kata teman banyak ikan besar.
    Bersantai dan menikmati Kelapa Muda di pulau kecil ini.
  11. Hari ke-6, pagi : Pulau Kenawa, Kab. Sumbawa Barat. Sayangnya di hari ke-6 cuaca sudah hujan dan angin kencang, sehingga tidak memungkinkan untuk mengunjungi Kenawa (padahal saya meniatkan diri snorkeling). Memang perjalanan di laut sangat tergantung cuaca, beruntung hanya di hari terakhir cuaca tak mendukung.
    Pulau Kenawa dan mendung mutlak sebagai latarnya

Foto-foto indah yang ada di internet tentang perjalanan ke Taman Nasional Komodo pun di kenyataan benar terwujud, bahkan jauh lebih indah lagi karena ada hal-hal yang tak bisa diabadikan oleh foto, yang meliputi kelima indra manusia yakni:
  1.  Indra Penglihatan : Keramahan kru Floressea Kencana, dari pertama kali menginjak kapal sampai dengan berpisah di bus dari Pelabuhan Kayangan menuju Mataram. Beberapa kali saya dan dia hanya berbincang di ujung kapal dan ditemani kru kapal seperti Pak Wardi dan Pak Herman. Terutama di 3 hari terakhir karena jumlah penumpang yang jauh berkurang, jadi kru bisa lebih santai. Pemandangan sunrise di atas kapal di laut Flores juga sangat memikat, sayang kamera jarang yang sanggup mengambilnya.

    Salah dua kru Kencana, Herman di kiri dan Pak Wardi. Siap menemani.
  2. Indra Peraba : Perasaan meraba kulit komodo memang tiada duanya..ups..becanda..hahaha..no way saya mau menyentuhnya, sekali digigit ga pake lama langsung koit. Segarnya air laut di Pulau Kenawa dan Pulau Moyo, airnya bening dan tidak lengket seperti halnya air tawar. Air di Air Terjun Sengalo juga sangat segar dan bersih, jadi berendam di kolam-kolam alaminya sangat menenangkan. Inginnya berlama-lama sekedar berendam di Pulau Moyo. 
    Segarnya air di pantai Pulau Moyo, mungkin karena dekat sungai
  3. Indra Penciuman : Aroma khas di Pulau Komodo dan Pulau Rinca, membuat saya membayangkan inilah aroma yang sama dengan ratusan bahkan ribuan tahun silam, karena ekosistem di kedua pulau itu tak banyak berubah dari dulu. Pemukiman warga dan infrastruktur dibuat seminimal mungkin, karena memang kawasan ini termasuk dalam UNESCO World Heritage Center, Situs Warisan Dunia.
    Rusa dengan tenangnya berkeliaran di Pulau Komodo
  4. Indra Pendengaran : Suara deburan ombak saat kapal memecah lautan, adalah musik pengiring di keseluruhan perjalanan ini (selain OST tak resmi, yakni lagu dari Faul ft Wad Ad vs Pnau -Changes yang seringkali diputar di kapal). Momen lebih langka lagi saat mendengar kecipak air akibat puluhan lumba-lumba melompat di lautan. Satu lumba-lumba bahkan berenang di sebelah kapal selama beberapa detik saat bulan Purnama (Red Moon), magical!
    Bermain kartu di atas atap kapal, di bawah Red Moon, di laut Flores
  5. Indra Perasa : Orang bilang saat di kapal, semua makanan terasa sangat enak, tapi saya yakin masakan kru Floressea Kencana memang sangat enak, terutama di hari kedua ada menu tumis Kangkung Lombok dan tempe manis, maknyus! Banyak penumpang sampai menambah makan tapi sayangnya porsi terbatas (saat itu ada 44 penumpang).  
    Pancake, menu sarapan beberapa kali selama di kapal, selain Roti Bakar
      
Keseluruhan perjalanan sangat menyenangkan, dan rasanya setiap rupiah yang dikeluarkan untuk biaya perjalanan adalah pantas. Sedikit tips untuk mereka yang berniat mengikuti perjalanan ini:
  1. Bawa uang yang cukup, untuk membayar tiket masuk ke Pulau Satonda (50 ribu), Pulau Komodo (70 ribu), dan Pulau Rinca (70 ribu), serta untuk berbelanja makanan minuman di ketiga pulau itu. Mesin ATM baru ada di Labuan Bajo.
  2. Bawa tabir surya yang cukup, sebagian besar perjalanan adalah di lapangan terbuka dan matahari yang terik. Sebotol kecil tabir surya cukup untuk 6 hari. Topi juga akan sangat membantu mengatasi panas tapi tetap santai dan bergaya.
  3. Bawa sepatu atau sendal yang memadai untuk mendaki, karena medannya masih alami, ada bebatuan, kerikil, tanah, dan rumput, serta ada melintasi sungai kecil di Pulau Moyo.
  4. Bawa bacaan atau alat permainan (kartu, PSP, TTS), untuk mengisi waktu luang selama perjalanan kapal dari satu pulau ke pulau berikutnya, bisa berjam-jam dilalui tanpa kegiatan, sinyal GSM juga baru ada di Labuan Bajo dan Pulau Kenawa.
  5. Bawa colokan listrik tambahan, seperti Cok T atau kabel rol, karena sumber listrik terbatas dibanding jumlah penumpang yang banyak. 
  6. Khusus untuk kapal phinisi Floressea Kencana, kamar terluas ada di Bidadari Room (dek atas di belakang nahkoda), kamar paling strategis di Moyo Room dan Satonda Room (dekat kamar mandi dan aula makan; posisi kamar di kiri, pas munculnya lumba-lumba 5 kali, 4 kali diantaranya di sebelah kiri kapal). Laba Room juga bagus, akses dekat ke dek atas ataupun aula makan. Kamar lainnya ada di bawah dek utama (seperti basement). 

Jangan lupa jadilah pelancong yang bijak,
"Take nothing but pictures. Leave nothing but footprints. Kill nothing but time"

No comments:

Post a Comment